MINI RISET
PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMP MUHAMMADIYAH 49 TEGAL REJO
DISUSUN
OLEH :
NITA ELVIRA (1502030010)
SURABINA BR. TARIGAN (1502030031)
RETNO AYUNI (1502030037)
NOVA ANGGRILLA YOSA (1502030039)
ADE YUSRA KURNIATI POHAN (1502030041)
IVANA MAYFARADILA BR. K (1502030046)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2017
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya penulis ucapkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan rahmatnya sehingga
penulis mampu menyelesaikan Observasi
Bimbingan dan Konseling. Observasi ini berisi tentang peran guru matematika
dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal
Rejo. Semoga dengan membaca observasi ini, pembaca dapat mengetahui peran guru
matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling.
Kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra. Rosna Juwita selaku kepala sekolah SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melakukan observasi.
2.
Bapak Drs. H. A. Fauzi, M.Si selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Bimbingan
dan Konseling.
3.
Ibu guru Matematika yang telah memberikan
informasi kepada kami tentang
peran guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling.
4.
Ibu guru
Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan informasi
kepada kami mengenai peran guru matematika dalam
kegiatan Bimbingan dan Konseling.
Semoga
Observasi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa Observasi yang ditulis belum
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sehat dan
bersifat membangun diri bagi Penyusun, agar dapat memperbaiki kekurangan penyusun.
Kami ucapkan terima kasih.
Medan, Mei 2017
PENYUSUN
DAFTAR ISI
Halaman
Pengesahan.................................................................................................
Abstrak......................................................................................................................
Kata
Pengantar......................................................................................................... i
Daftar
Isi.................................................................................................................. ii
Daftar
Tabel............................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan
Penelitian............................................................................................... 3
D. Manfaat
Penelitian............................................................................................. 3
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling............................................................... 4
B. Tujuan
Bimbingan dan Konseling..................................................................... 6
C. Fungsi
Bimbingan dan Konseling...................................................................... 6
D. Prinsip
Bimbingan dan Konseling..................................................................... 7
E. Pendekatan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling............................................ 9
F. Asas-asas
Bimbingan dan Konseling............................................................... 10
G. Landasan
Layanan Bimbingan dan Konseling................................................ 12
H. Layanan
Pemberian Bantuan Bimbingan dn Konseling.................................. 15
BAB
III METODE PENELITIAN
A. Subjek
Penelitian............................................................................................. 17
B. Deskripsi
Penelitian......................................................................................... 17
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian................................................................................................ 18
B. Pembahasan..................................................................................................... 22
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................................... 25
B. Saran................................................................................................................ 25
Daftar
Pustaka....................................................................................................... 26
Lampiran....................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Struktur Kurikulum................................................................................ 20
Tabel
2. Data Siswa Tahun 2015/2016................................................................ 20
Tabel
3. Jumlah Siswa dan Jumlah Rombongan Belajar Tahun Pelajaran 2012/2013 20
Tabel
4. Jumlah Semua Guru............................................................................... 21
Tabel
5. Jumlah Guru Setiap Mata pelajaran....................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi Konseling, yang
meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir atau terkait dengan
pengembangan pribadi Konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual
(biologis, psikis, sosial, dan spiritual). Bimbingan
dan Konseling adalah upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan
memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan minat dan isu-isu yang berkaitan dengan
tahap perkembangan anak merupakan bagian penting dari keseluruhan program
pendidikan.
Dasar
pemikiran penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, bukan semata-mata
terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum perundang-undangan atau
ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya
memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut Konseli, agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral spiritual).
Konseli
sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (on becoming), yaitu berkembang kearah kematangan atau
kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, Konseli memerlukan bimbingan
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan
lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Dalam pelaksanaanya keberhasilan
pelayanan Bimbingan dan Konseling sangat ditentukan oleh kerjasama yang
harmonis dengan seluruh personil sekolah. Salah satunya peranan guru Matematika
dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Guru Matematika tersebut
harus memiliki pemahaman yang luas mengenai Bimbingan dan Konseling antara lain
seperti pemahaman guru mengenai konsep dasar dan implementasi pelayanan Bimbingan
dan Konseling, sehingga dalam pelaksanaannya program Bimbingan dan Konseling
tersebut dapat berjalan sesuai dengan pedomannya atau bahkan dapat
mengembangkan program Bimbingan dan Konseling tersebut. Melalui program Bimbingan
dan Konseling siswa-siswa mendapatkan bimbingan baik dalam kegiatan
pembelajaran dan kehidupannya dilingkungan tempat mereka tinggal, Bimbingan
dan Konseling tidak hanya diberikan kepada siswa-siswa yang memiliki masalah
saja tetapi Bimbingan dan Konseling juga berperan penting dalam perencanaan
masa depan semua siswa.
Dalam hal ini, peranan guru
Matematika dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan dalam
proses belajar mengajar, dimana apabila guru Matematika menguasi pemahaman
konsep Bimbingan dan Konseling secara langsung guru tersebut dapat memahami
karakter serta dapat memahami permasalahan yang dihadapi siswa saat mengalami
masalah dalam belajar. Selain itu, guru Matematika juga harus menjalin
koordinasi dengan guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah agar pelaksanaan
pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat berjalan dengan lancar baik secara umum
maupun secara khusus seperti saat proses pembelajaran Matematika.
Oleh Karena itu, melalui Observasi
ini diharapkan kita sebagai calon guru dapat memperbaiki penyelenggaraan
program Bimbingan dan Konseling dan dapat menambah wawasan mengenai peran
guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling sehingga dapat
mengaplikasikan peranan guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling
tersebut dengan baik.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
dikemukakan didapati rumusan masalah, yaitu: “Bagaimana peran guru Matematika
dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal
Rejo ?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana peran
guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini adalah:
1.
Bagi
Guru Matematika
a. Guru Matematika di sekolah dapat mengetahui melaksanakan peranan guru
Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling dengan baik.
b. Dapat meningkatkan pemahaman guru
Matematika mengenai Bimbingan dan Konseling.
2.
Bagi Mahasiswa
a. Memenuhi tugas (tanggung jawab) dan
mendapatkan nilai dari tugas yang telah dibuat ini.
b. Menambah wawasan dalam melaksanakan
penelitian dan dalam mengerjakan Observasi ini.
c. Menjadi pengalaman untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan merupakan sebuah istilah
yang sudah umum digunakan dalam dunia pendidikan. Bimbingan pada dasarnya
merupakan upaya bantuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang
optimal. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun
tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Tujuan
bimbingan adalah perkembangan optimal. Perkembangan optimal ini adanya
kesesuaian antara potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan
benar. Yang mana peserta didik tidak hanya berkembang dalam kemampuan
intelektualnya saja tetapi pada perkembangan optimal ini individu akan belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terus-menerus berubah.
Ada banyak definisi tentang
Bimbingan dan Konseling. Frank Parson (Prayitno,1999:93) mendefinisikan
bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,
mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan jabatan
yang dipilihnya itu. Dan konseling diartikan sebagai kegiatan pengungkapan
fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat
mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya.
Dari
beberapa pengertian bimbingan dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan adalah suatu
proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis,
yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu,
dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya serta dapat
mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan
kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan
pengertian konseling secara Etimologi berasal dari bahasa Latin “consilium” artinya “dengan”
atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan
dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan”
atau “menyampaikan” Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk
mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari
individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga
hal tersebut.
Konseling
adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan,
dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan itu. Konselor
tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan
yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa
bantuan (Jones, 1951). Dengan demikian Bimbingan dan Konseling adalah suatu
bantuan yang diberikan kepada semua siswa untuk mengenal pribadinya, mengenal
lingkunganya, merencanakan masa depannya dan usaha Konselor untuk membantu Klien
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Dalam
pengertian tersebut, maka disimpulkan beberapa pokok bahwa:
1. Bimbingan
dan Konseling merupakan pelayanan bantuan bukan layanan pengajaran.
2. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok.
3. Arah
Bimbingan dan Konseling adalah membantu peserta didik untuk dapat melaksanakan
kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal.
4. Ada
empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, social, belajar dan karir.
5. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis layanan tertentu,
ditunjang sejumlah kegiatan pendukung.
6. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku.
B. Tujuan Bimbingan Dan
Konseling
Tujuan
dari pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah:
1. Memandirikan
siswa dan mengembangkan potensi siswa secara optimal artinya bimbingan
bertujuan menjadikan siswanya menjadi pribadi yang tidak tergantung pada orang
lain dan bertanggung jawab pada diri sendiri.
2. Keefektifan
sehari-hari dengan memperhatikan potensi siswa artinya bimbingan yang diberikan
harus bermakna dengan tidak menyampingkan potensi yang dimiliki oleh setiap
siswa.
3. Memiliki
kesadaran akan potensi diri dalam belajar, dan memahami berbagai hambatan yang
muncul dalam proses belajar.
4. Memiliki
kemampuan berinteraksi sosial yang diwujudkan dengan persahabatan, persaudaraan
dengan sesama manusia.
C. Fungsi Bimbingan dan
Konseling
1.
Fungsi
Pemahaman
Fungsi
pemahaman adalah fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik. Pemahaman meliputi:
a.
Pemahaman tentang diri
peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru dan
Konselor.
b.
Pemahaman tentang
lingkungan peserta didik termasuk didalamnya lingkungan keluarga dan sekolah.
c.
Pemahaman tentang
lingkungan, termasuk informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan,
informasi social dan budaya.
2.
Fungsi
Pencegahan
Fungsi
pencegahan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari permasalahan yang mungkin
timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan
dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
3.
Fungsi
Pengentasan
Fungsi
pengentasan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan
terentasnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta
didik.
4.
Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan
Yaitu
fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan
terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
5.
Fungsi
Advokasi
Yaitu
fungsi Bimbingan dan Konseling untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak atau kepentingan yang kurang mendapat perhatian.
D. Prinsip-Prinsip
Bimbingan dan Konseling
Berkenaan
dengan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling, Arifin dan Eti Kartikawati
(1994) menjabarkan prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling kedalam empat bagian,
yaitu:
1. Prinsip-prinsip Umum
a.
Bimbingan harus
berpusat pada individu yang di bimbingnya.
b. Bimbingan
diberikan untuk memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu
mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
c. Pemberian
bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
d. Pelaksanaan
bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan
individu yang dibimbing.
e. Upaya
pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
f. Program
Bimbingan dan Konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan
pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
g. Untuk
mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan Bimbingan dan Konseling,
harus diadakan penilaian secara teratur dan berkesinambungan.
2. Prinsip-prinsip yang
Berhubungan dengan Sasaran Layanan
a. Bimbingan
dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin,
suku, agama, dan status social ekonomi.
b. Bimbingan
dan Konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan
dinamis.
c. Bimbingan
dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan
dan Konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang
menjadi orientasi pokok pelayanan.
3. Prinsip-prinsip yang
Berhubungan dengan Pemasalahan Individu
a. Bimbingan
dan Konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental
dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta
dalam kaitannya dengan kontak social dan pekerjaan, dan sebaliknya dengan
pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan
social, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada
individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan Bimbingan dan
Konseling.
4. Prinsip-prinsip
yang Berhubungan dengan Program
Pelayanan
a. Bimbingan
dan Konseling merupakan bagian yang integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan individu, oleh karena itu program Bimbingan dan Konseling harus
diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta
didik.
b. Program
Bimbingan dan Konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu,
masyarakat dan kondisi lembaga.
c. Program
Bimbingan dan Konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan
yang terendah sampai tertinggi.
d. Terhadap
isi dan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling perlu diadakan penilaian
yang teratur dan terarah.
5. Prinsip-prinsip yang
Berhubungan dengan Tujuan Pelaksanaan Pelayanan
a. Bimbingan
dan Konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b. Dalam
proses Bimbingan dan Konseling keputusan yang diambil dan yang akan dilakukan
oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan
atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c. Permasalahan
individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.
d. Kerjasama
antara Guru Bimbingan dan Konseling, Guru lain, dan orang tua amat menentukan
hasil pelayanan Bimbingan dan Konseling.
e. Pengembangan
program pelayanan Bimbingan dan Konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang
maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat
dalam proses pelayanan Bimbingan dan Konseling itu sendiri.
E.
Pendekatan
Layanan Bimbingan dan Konseling
Adapun beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam
layanan Bimbingan dan Konseling ini, yaitu:
1. Pendekatan Krisis
Dalam pendekatan ini, pembimbing
menunggu munculnya suatu krisis/masalah dan dia bertindak membantu seseorang
yang menghadapi krisis tersebut. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah
teknik-teknik yang secara pasti dapat mengatasi kriris itu.
2. Pendekatan Remedial
Guru memfokuskan bantuannya kepada
upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang nampak. Tujuan
bantuan dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin
terjadi.
3. Pendekatan Preventif
Mengantisipasi masalah-masalah
generic dan mencegah terjadinya masalah. Model preventif ini didasarkan kepada
pemikiran bahwa jika guru atau pembimbing dapat memberikan sebuah penyuluhan
kepada siswa agar siswa menyadari akan bahaya dari berbagai kegiatan yang dapat
memunculkan masalah. Misalkan bahaya putus sekolah, berkelahi, merokok dan
lain-lain.
4. Pendekatan Perkembangan
Bimbingan yang menggunakan
pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman
khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan disekolah dan didalam
kehidupan.
F.
Asas-Asas
Layanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
adalah pekerjaan profesional. Sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman,
penanganan dan penyikapan Konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional
mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisiensi dan efektivitas proses dan
lainnya. Kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas Bimbingan dan Konseling.
Asas Bimbingan Konseling yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam
penyelenggaraan pelayanan itu. Adapun Asas-asas layanan Bimbingan dan Konseling
yaitu:
1.
Asas
Kerahasiaan
Asas
yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan siswa (klien) yang
menjadi sasaran pelayanan yaitu, data atau keterangan yang tidak boleh dan
tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor)
berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2.
Asas
Kesukarelaan
Asas yang menghendaki adanya
kesukarelaan dan kerelaan siswa mengikuti, menjalani layanan atau kegiatan yang
diperuntukan baginya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan.
3.
Asas
Keterbukaan
Asas yang menghendaki agar siswa
(klien) yang menjadi sasaran layanan atau kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik dalam hal memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Konselor berkewajiban mengembangkan keterbukaan siswa.
Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.
4.
Asas
Keyakinan
Dalam asas ini diharapkan konselor
dapat mengarahkan klien untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya
sekarang.
5.
Asas
Kemandirian
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada
orang lain atau tergantung pada Konselor. Individu yang dibimbing setelah
dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu mengenal diri
sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya, menerima diri sendiri dan lingkungan
secara positif, mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri dan mengarahkan
diri sesuai dengan keputusan itu.
6.
Asas
Kegiatan
Dalam asas ini klien harus mampu
melakukan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai tujuan Bimbingan
dan Konseling yang telah ditetapkan. Di pihak lain Konselor harus berusaha atau
mendorong agar kliennya mampu melakukan kegiatan yang telah ditetapkan
tersebut.
7.
Asas
Kedinamisan
Asas yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (siswa/klien) hendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8.
Asas
Keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
9.
Asas
Kenormatifan
Asas yang menghendaki agar seluruh
layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling didasarkan pada norma-norma, baik
norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan-kebiasaan
yang berlaku.
10.
Asas
Keahlian
Asas Keahlian menghendaki agar
layanan Bimbingan Konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini para pelaksana Bimbingan dan Konseling hendakalah
tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
11.
Asas
Alih Tangan
Dalam pemberian Bimbingan dan Konseling,
asas alih tangan jika Konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk
membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka Konselor dapat mengirim individu tersebut
kepada petugas atau badan yang lebih ahli.
12.
Asas
Tutwuri Handayani
Asas Tutwuri Handayani adalah asas Bimbingan
dan Konseling yang menghendaki agar pelayanan Bimbingan dan Konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman).
G.
Landasan
Layanan Bimbingan dan Konseling
1.
Landasan
Filosofis
Kata Filosofis atau filsafat adalah
bahasa arab yang berasal dari kata yunani: filosofia (philosophia).
Dalam bahasa Yunani kata filosofia itu merupakan kata majemuk yang terdiri atas
filo (philos) dan sofia (shopos). Filo artinya cinta dalam
arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin mengetahui segala sesuatu. Sementara Sofia
artinya kebijaksanaan atau hikmah. Dengan demikian, filsafat
itu artinya cinta kepada kebijaksanaan atau hikmah atau ingin mengerti segala
sesuatu secara mendalam.
Landasan filosofis dalam pelayanan Bimbingan
dan Konseling akan membantu Konselor memahami hakikat siswa sebagai manusia.
Tanpa memahami filsafat tentang manusia, pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling
akan menjadi tidak optimal hasilnya. Seorang Konselor dalam berinteraksi dengan
kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh
manusia dengan berbagai dimensi dan keunikannya.
2.
Landasan
Religius
Menurut sifat hakiki manusia adalah
mahluk beragama, yaitu mahluk yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima
nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan
kebenaran agama itu sebagai rujukan sikap dan perilakunya. Keyakinan bahwa
manusia adalah mahluk Tuhan, mengisyaratkan pada ketinggian derajat dan
keindahan makhluk manusia serta peranannya sebagai Khalifah di bumi.
Dengan mengamalkan ajaran agama,
berarti manusia telah mewujudkan jati dirinya, identitas dirinya yaitu sebagai
hamba Allah dan Khalifah di muka bumi. Sebagai Khalifah berarti manusia menurut
fitrahnya adalah mahluk sosial yang bersifat membantu orang lain. Manusia
memiliki potensi atau kemampuan untuk bersosialisasi, berinteraksi sosial
secara positif dengan orang lain atau lingkungannya.
3.
Landasan
Psikologis
Manusia terus berkembang dan
mengalami perubahan secara bertahap sehingga berpengaruh besar terhadap
penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di berbagai bidang. Landasan
psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi Konselor
tentang perilaku individu yang menjadi sasaran klien.
Landasan psikologis berkaitan erat
dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu
lain dalam perkembangannya.
4.
Landasan
Sosial Budaya
Landasan sosial budaya merupakan
landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada Konselor tentang dimensi sosial
dan budaya sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku individu. Seorang individu
pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial budaya dimanapun ia hidup.
Sejak lahir, ia sudah dididik dan diajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku
sejalan dengan tuntutan sosial budaya yang ada di sekitarnya.
Komunikasi interpersonal antara Konselor
dengan klien pasti akan terjadi dalam proses konseling. Tentunya Konselor dan
klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno
(2003) mengemukakan lima macam hambatan yang timbul dalam komunikasi sosial dan
penyesuaian diri antarbudaya, yaitu perbedaan bahasa, komunikasi nonverbal,
stereotipe, kecenderungan menilai dan kecemasan.
5.
Landasan
Ilmiah dan Teknologi
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
merupakan kegiatan profesional yang dilaksanakan atas dasar keilmuan baik yang
menyangkut teori, pelaksanaan kegiatan maupun pengetahuan tentang Bimbingan dan
Konseling yang tersusun secara logis dan sistematis. Praktek Bimbingan dan Konseling
memerlukan dukungan perangkat teknologi. Perangkat teknologi yang dimanfaatkan
secara langsung dalam praktik pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah
komputer.
6.
Landasan
Paedagogis
Landasan paedagogis pelayanan Bimbingan
dan Konseling setidaknya berkaitan dengan:
a. Pendidikan
sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk
kegiatan pendidikan.
b. Pendidikan
sebagai inti proses Bimbingan dan Konseling.
c. Pendidikan
lebih lanjut sebagai inti tujuan Bimbingan dan Konseling.
H.
Layanan
Pemberian Bantuan Bimbingan dan Konseling
Dalam
pemberian layanan Bimbingan dan Konseling, terdapat beberapa layanan yang dapat
diberikan kepada Konseli, diantaranya:
1.
Layanan
Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan
konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru
tersebut.
2.
Layanan
Informasi
Layanan informasi yaitu layanan
konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan klien.
3.
Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran
yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran
yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
4.
Layanan
Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni
layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya.
5.
Layanan
Konseling Individual
Konseling individual adalah proses
belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang Konselor
dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak
dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan Konselor sebagai petugas
yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan
psikologi.
6.
Layanan
Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien secara
berkelompok. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi
yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah
sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
7.
Layanan
Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling adalah konseling kelompok.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
8.
Layanan
Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program
Bimbingan dan Konseling adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis
untuk Konselor, orang tua, Administrator dan Konselor lainnya dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta
didik atau sekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian mencantumkan:
Lokasi : Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal
Rejo.
Waktu : -
Mata
Kuliah : Bimbingan dan Konseling
B. Deskripsi Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini meliputi observasi proses pengembangan, observasi aktivitas
siswa dan guru Matematika. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan pemahaman mengenai peranan guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Deskripsi analisis data kuantitatif
yang disajikan merupakan analisis data yang diperoleh dari hasil observasi. Ringkasan
hasil analisis analisis data SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo dibuat dalam tabel.
1.
Profil
Sekolah
a.
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 49
b.
Alamat :
Jalan mesjid Taufik Gg. Madrasah
No. 5 Medan
Kelurahan Tegal
Rejo Kecamatan Medan Timur
Kota Medan
c. E-mail : smp_muhammadiyah49@yahoo.com
d.
Status Madrasah : Swasta
e. Jenjang
Akreditasi :
B Tahun 2013
Tanggal Akreditasi Terakhir 28
Desember 2013
f.
Nama Yayasan/Pengelola : PCM Mmuhammadiyah
Tegal
Rejo
g.
N.S.S :
204077600236
h.
N.P.S.N : 10258436
i.
Luas Tanah :
530 m².
j.
Luas Bangunan Lantai
Bawah : 260 m²
k. Status
Tanah Dan Bangunan : Milik Sendiri
l.
Jumlah Ruang Belajar : 6 Lokal Kelas
m. Waktu
Belajar :
Siang, Pukul 13.00
s/d 18.00
WIB
n.
Jenis Kegiatan Ekstra
Kurikuler :
1. Pramuka
2. Fut Sall
3. Seni
Tari
o.
Di Lokasi ini, Terdapat
Juga SD Muhammadiyah
21 Yang Dikelola Oleh Yayasan Yang Sama
p.
Visi dan Misi Madrasah:
1) Visi
:
Menjadi
Lembaga Penddikan Islam Alternatif Dalam Mewujudkan Generasi Muda Yang Memiliki
Sikap Positif Terhadap Ilmu Pengetahuan
2) Misi:
a) Memberikan
Pengalaman Belajar dan Keagamaan Yang Menyenangkan.
b) Menanamkan
Sifat dan Berprilaku Yang Baik, sopan, dan Santun.
c) Menumbuhkan
sikap Cinta Terhadap Ilmu Pengetahuan Umum dan Agama Bagi Para Siswanya.
2.
Komponen-komponen
madrasah
a.
Kurikulum
1)
Struktur
Kurikulum
|
KOMPONEN
|
KELAS
/ ALOKASI WAKTU
|
JUMLAH
|
||
|
VII
(1
ROMBEL)
|
VIII
(1
ROMBEL)
|
IX
(1
ROMBEL)
|
||
|
A.
MATA PELAJARAN
1.
Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an
Hadits
b. Aqidah
Akhlak
c. Fiqih
d. SKI
2.
PKN
3.
Bahasa Indonesia
4.
Bahasa Arab
5.
Bahasa Inggris
6.
Matematika
7.
IPA
8.
IPS
9.
SBK
10. Penjaskes
11. Keterampilan/TIK
B.
MUATAN LOKAL
1.
2.
|
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
|
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
|
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
|
6
6
6
6
6
12
12
12
12
12
12
6
6
12
|
|
J U M L A H
|
44
|
44
|
44
|
132
|
|
b.
Siswa
/ peserta didik
1)
Masuk
Tahun 2015/2016
|
Jumlah
|
Prosentase
Diterima
|
Nilai
Tes awal Masuk Madrasah
|
|||
|
Pendaftaran
|
diterima
|
Tertinggi
|
Terendah
|
Rata-rata
|
|
|
21
Orang
|
21
Orang
|
100
%
|
8.63
|
7,00
|
7,45
|
|
1)
Jumlah
Siswa Dan Jumlah Rombongan Belajar Tahun Pelajaran 2012/2013
|
Kelas
|
Rombongan
Belajar
|
Siswa
|
||
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
||
|
VII
|
1
|
14
|
17
|
21
|
|
VIII
|
1
|
18
|
11
|
29
|
|
IX
|
1
|
9
|
8
|
17
|
|
TOTAL
|
3
|
41
|
26
|
67
|
|
b.
Ketenagaan
1)
Guru
a)
Jumlah
Semua Guru
|
Pendidikan
terakhir
|
PNS
|
GBPNS
|
DPK
|
DPY
|
Jlh
Guru
|
|
Pasca Sarjana (S2-S3)
a. Kependidikan
b. Non
Kependidikan
|
1
|
-
|
-
|
3
|
4
|
|
Sarjana / S1
|
|
-
|
-
|
5
|
5
|
|
Sarmud / D3
(Dan Lebih Rendah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Jumlah Guru
|
1
|
-
|
-
|
8
|
9
|
|
b)
Jumlah
guru Setiap Mata Pelajaran (
Lampirkan
Daftar Nama Guru, Pendidikan, Jurusan, Mata Pelajaran yang diterima, Jumlah jam
Mengajar Masing-masing dan daftar pelajaran)
|
Mata Pelajaran
|
JUMLAH GURU
|
Kelebihan
Jam
|
Kekurangan Jam
|
||||||
|
Seluruhnya
|
Pendidikan
|
Jurusan
|
Jlh Jam
Mengajar
|
||||||
|
S2/S3
|
S1
|
D3/SMA
|
Sesuai
|
Tdk Sesuai
|
|||||
|
Pend.
Agama
|
-
|
1
|
-
|
-
|
√
|
-
|
24
|
-
|
-
|
|
PKn
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
√
|
6
|
-
|
-
|
|
Bahasa
Indonesia
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
√
|
12
|
-
|
-
|
|
Bahasa
Arab
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
√
|
12
|
-
|
-
|
|
Bahasa
Inggris
|
-
|
-
|
1
|
-
|
√
|
-
|
12
|
-
|
-
|
|
Matematika
|
-
|
-
|
-
|
-
|
√
|
-
|
12
|
-
|
-
|
|
IPA
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
√
|
12
|
-
|
-
|
|
IPS
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
√
|
12
|
-
|
-
|
|
SBK
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
√
|
6
|
-
|
-
|
|
Pend.
Jasmani
|
-
|
-
|
1
|
-
|
√
|
-
|
6
|
-
|
-
|
|
TI
& K
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
√
|
12
|
-
|
-
|
|
BK
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
|
Jumlah
Semua Guru
|
-
|
3
|
6
|
-
|
-
|
-
|
126
|
-
|
-
|
|
Deskripsi
pada tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa di Sekolah SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo berjumlah 67 siswa dan jumlah guru Matematika
berjumlah 1 orang serta guru Bimbingan dan Konseling berjumlah 1 orang. Dengan
demikian, peran guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49
dapat terlaksana dengan baik karena dengan satu orang guru Matematika dan satu
orang guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan pelayanan kepada 67 siswa
di SMP Muhammadiyah 49 diamana persyaratan Bimbingan dan Konseling yang baik
adalah satu guru Bimbingan dan Konseling untuk 150 siswa.
B.
Pembahasan
Berdasarkan observasi yang dilakukan
di SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo, penyusun melakukan pengamatan dengan guru
Bidang Study Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling. Dari hasil
pengamatan tersebut, penyusun memperoleh beberapa informasi mengenai peran guru
Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49 Tegal
Rejo, dimana guru Matematika berperan untuk dapat memahami karakter siswa serta
berperan dalam memahami siswa yang sedang mengalami masalah sehingga dapat
mengganggu proses pembelajaran siswa. Hal ini dilakukan oleh guru Matematika
terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah siswa sebelum dibawa kepada guru
Bimbingan dan Konseling. Setelah guru Mata Pelajaran Matematika melakukan
konseling kepada siswa, guru dapat memberitahukan masalah yang dihadapi siswa
kepada guru Bimbingan dan Konseling apabila masalah yang dihadapi siswa
merupakan masalah yang cukup berat. Hal inilah yang dinamakan koordiasi antara
guru Matematika dan guru Bimbingan dan konseling.
Menurut hasil observasi yang
dilakukan, masalah yang sering dihadapi oleh guru Matematika di sekolah SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo adalah ketidakhadiran siswa saat mata pelajaran
Matematika, dimana jika siswa yang jarang hadir maka guru Matematika yang akan
menanganinya dengan cara mencari tahu alasan ketidakhadiran siswa melalui teman
dekatnya. Apabila, teman dekatnya tidak mengetahui alasan mengapa siswa tidak
hadir maka guru kelas akan menyerahkan masalah tersebut kepada guru Bimbingan
dan Konseling, agar guru Bimbingan dan Konseling dapat menangani masalah
tersebut dengan cara memanggil orang tua siswa ataupun mendatangi rumah siswa
tersebut untuk mengetahui alasan mengapa ia tidak hadir ke sekolah.
Penyusun mendapatkan informasi
mengenai kenakalan siswa yang dilakukan saat proses pembelajaran Matematika di kelas
misalnya saling mengganggu teman sebangkunya, melawan guru, sering ijin keluar
kelas, kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran, siswa yang sering
tidur di dalam kelas dan lain sebagainya. Dalan hal ini, guru Mata Pelajaran
Matematika memberikan pelayanan konseling kepada siswa seperti :
1. Guru
Mata Pelajaran Matematika memberikan sikap peduli kepada semua siswa baik yang
mengalami masalah, melakukan masalah ataupun tidak keduanya dengan cara
menanyakan siswa yang sedang mengalami masalah.
2. Guru
Mata Pelajaran Matematika memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pertanyaan atau pendapat agar siswa tidak
bosan dan tidak jenuh saat belajar sehingga tidak ada siswa yang tidur
di dalam kelas.
3. Guru
Mata Pelajaran Matematika memberikan reward atau hadiah kepada siswa yang dapat
menjawab pertanyaan dari guru untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga
siswa betah di dalam kelas dan tidak selalu ijin ke luar kelas.
4. Guru
Mata Pelajaran Matematika dapat menampilkan figure atau moral yang baik kepada
siswa sebagai pedoman bagi siswa di kelas.
Siswa yang bermasalah pada saat
belajar Matematika akan ditangani oleh guru Mata Pelajaran terlebih dahulu,
jika tidak terselesaikan maka guru Mata Pelajaran Matematika akan menyerahkan
siswa tersebut kepada guru Bimbingan dan Konseling dengan langkah-langkah:
1. Guru
Bimbingan dan Konseling mencari tahu pokok permasalahan yang dialami oleh siswa
tersebut.
2. Guru
Bimbingan dan Konseling memberikan nasihat dan arahan kepada siswa tersebut.
3. Jika
tidak ada perubahan pada tingkah laku siswa tersebut, maka guru Bimbingan dan
Konseling akan memanggil orang tua siswa tersebut, untuk melakukan konsultasi.
4. Jika
setelah melakukan konsultasi dengan orang tua tidak mendapatkan solusi maka
guru Bimbingan dan Konseling akan memberikan sanksi kepada siswa sesuai dengan
tingkah kesalahan yang dilakukannya, seperti diskors.
Dari hasil observasi yang dilakukan
penyusun, masalah yang dihadapi siswa itu disebabkan oleh beberapa factor,
diantaranya: Faktor ekonomi: dimana siswa harus membantu orang tua seperti
berjualan sehingga bebrapa siswa banyak yang tidur di dalam kelas. Factor
keluarga: dimana siswa berasal dari keluarga yang broken home, sehingga siswa
mencari perhatian dengan cara mengganggu
teman saat proses belajar Matematika, melawan guru, dan sebagainya. Factor
lingkungan: dimana siswa lebih senang bermain-main saat belajar sehingga
membuat siswa menjadi tidak focus saat pembelajaran berlangsung dan ini dapat
membuat siswa sulit untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru Matematika
di kelas.
Dengan demikian, guru Mata Pelajaran
Matematika memiliki peran penting dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo dan bertanggung jawab saat memeberikan pelayanan
kepada siswa yang memiliki masalah,
sehingga siswa dapat menemukan solusi mengenai masalahnya dan dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari observasi yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan, bahwa guru Mata Pelajaran Matematika memilki peran penting dalam
kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang diberikan oleh guru Matematika dilakukan pada saat
proses pembelajaran di kelas dengan cara memberikan motivasi dan nilai-nilai
positive kepada siswa sehingga siswa mendapatkan pemahaman dan siswa dapat
merubah cara belajarnya di dalam kelas. Dari observasi yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa masalah yang sering dilakukan siswa adalah : siswa seing
tidur di dalam kelas, siswa mengganggu teman yang sedang belajar, siswa sulit
memahami pembelajaran Matematika, dan siswa sering melawan guru Mata Pelajaran.
Siswa yang melakukan masalah disebabkan oleh beberapa factor seperti: factor
ekonomi, factor keluarga dan factor lingkungan.
B.
Saran
Adapun beberapa saran sebagai berikut:
1.
Bagi Sekolah untuk menyediakan fasilitas Pelayanan Bimbingan
dan Konseling agar pelayanan Bimbingan dan Konseling berjalan dengan prosedur.
2.
Bagi guru Mata Pelajaran Matematika, agar dapat bekerjasama dengan guru Bimbingan dan
Konseling dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa.
3.
Bagi siswa, agar dapat berkonsultasi kepada guru Bimbingan
dan Konseling mengenai masalah yang dihadapi sehingga siswa dapat menemukan
solusi dari masalah yang dihadapinya.
4.
Bagi penyusun, agar dapat mengembangkan pengetahuan mengenai
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
5.
Bagi pembaca, agar dapat mengambil manfaat dari observasi
yang dilakukan oleh penyusun.
DAFTAR PUSTAKA
Deliati dan Lesman, Gusman, dkk.
2017, Bimbingan dan Konseling.
Medan: UMSU Press

Komentar
Posting Komentar